Camat Angkona Tekankan Disiplin, Kolaborasi, dan Penanganan Stunting saat Upacara HKN

Angkona- Fakjur, Camat Angkona, Putu Gede Sudarsana, menekankan pentingnya kedisiplinan, profesionalisme aparatur, kolaborasi lintas sektor, hingga percepatan penanganan stunting dalam amanatnya pada upacara Hari Kesadaran Nasional, Rabu (17/7/2025).

Upacara yang berlangsung di halaman Kantor Kecamatan Angkona ini diikuti oleh jajaran Forkopimcam, ASN, pemerintah desa, kepala sekolah, tenaga kesehatan, dan berbagai elemen lainnya.

Dalam sambutannya, Camat Putu Gede meminta kepada seluruh pimpinan unit kerja untuk serius dalam menanamkan disiplin dan profesionalisme kepada bawahannya.

“Masalah disiplin itu tolong ditanamkan dengan baik. Ini negara yang menghidupi kita, mari kita balas dengan bekerja sungguh-sungguh,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi seluruh unsur pemerintahan, baik ASN maupun pemerintah desa, untuk menyukseskan visi pembangunan Luwu Timur melalui program “Luwu Timur Juara dan Sejahtera” yang digagas Bupati dan Wakil Bupati.

“Bupati sudah mencanangkan 113 program prioritas. Itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, tapi tugas kita semua. Sudahkah kita pegang program itu? Sudahkah kita tahu mana yang menjadi bagian dari bidang kerja kita?” ucapnya.

Menurutnya, seluruh perangkat, baik dari sektor kesehatan, pertanian, pendidikan, KB, maupun pemerintahan desa, wajib menjadikan program prioritas itu sebagai pedoman kerja.

“Kalau ingin Luwu Timur benar-benar juara, maka kita semua harus bergerak bersama. Kuncinya ada di komunikasi dan kerja sama,” tegas Putu.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyoroti angka stunting di wilayah Kecamatan Angkona yang masih menunjukkan peningkatan. Berdasarkan hasil minilokakarya terakhir bersama Puskesmas, tercatat 83 kasus stunting, meningkat tiga kasus dari sebelumnya.

“Ini harus kita evaluasi bersama. Barangkali ada pendekatan yang belum tepat, atau strategi kita belum menyentuh langsung ke masyarakat,” katanya.

Putu mengajak seluruh pemerintah desa untuk memaksimalkan peran dan fasilitas yang ada, termasuk mobil desa, dalam menjemput dan mengedukasi warga yang berisiko stunting.

“Program pendidikan, KB, pertanian, semua saling terkait. Sukses atau tidaknya program itu, tergantung kita semua yang bekerja di lapangan,” pungkasnya. ( Kas )