Dari Sisa Kain Jadi Rezeki: Kisah Ibu Sitimaemuna Menekuni Usaha Suvenir Pengantin

Wotu, Fakjur — Di sudut Dusun Karambua 2, Desa Rinjani, Kecamatan Wotu, sebuah rumah sederhana tampak ramai oleh warna-warni kain sisa jahitan. Dari potongan kain yang bagi sebagian orang tak berharga, lahirlah dompet mungil, ikat rambut, hingga bros cantik untuk kerudung. Semua ini adalah karya tangan terampil Sitimaemuna, seorang ibu yang tak pernah lelah berjuang demi keluarga.

Senin (8/9/2025), Sitimaemuna menyambut kami dengan senyum hangat. Tangannya tak berhenti merapikan hasil karyanya. “Alhamdulillah, usaha ini sudah saya tekuni sejak 2018. Walaupun kecil, tapi sangat membantu. Bahkan dari hasil ini kami bisa bangun rumah, dan sekarang rencananya mau bangun dapur. Kuncinya tekun dan jangan gengsi,” ujarnya dengan mata berbinar.

Perjalanan usaha ini bukan tanpa tantangan. Namun, dukungan pemerintah menjadi pemicu semangatnya. Ia mengaku bersyukur karena beberapa kali diikutkan dalam pelatihan UKM yang digelar Dinas Koperasi serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Luwu Timur. “Pelatihannya gratis, pematerinya dari provinsi. Jadi saya dapat ilmu gratis,” ucapnya penuh syukur.

Bahan baku usaha ini berasal dari sisa kain para penjahit. “Daripada mereka buang atau bakar, lebih baik saya pakai untuk bikin suvenir pengantin seperti dompet, ikat rambut, dan bros,” jelasnya sambil menunjukkan tumpukan kain yang siap diolah. Dari bahan sederhana, lahirlah produk yang tak hanya cantik, tapi juga bermanfaat.

Produk buatan Sitimaemuna kini dipasarkan lewat Facebook dan media sosial. Pesanannya sudah menjangkau Lamasi, Kabupaten Luwu, dengan harga ramah kantong: Rp2.000 per buah. Namun, kendala tetap ada, terutama soal modal. “Masih butuh modal untuk beli mesin jahit dan bayar tenaga bantu. Harapannya, pemerintah bisa mendata UKM di desa dan memberikan bantuan modal,” katanya penuh harap.

Dari tangan ibu rumah tangga ini, kita belajar bahwa peluang bisa lahir dari hal yang dianggap remeh. Dari potongan kain sisa, Sitimaemuna merajut mimpi dan harapan. “Selama kita tekun dan tidak gengsi, insya Allah selalu ada jalan,” pesannya menutup perbincangan siang itu. (Kas)