Parigi Moutong — Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Singura, Kecamatan Toribulu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mengaku kewalahan memenuhi tingginya permintaan warga terhadap produksi telur ayam. Unit usaha yang baru berkembang ini menjadi salah satu program unggulan desa dalam sektor ketahanan pangan.
Kunjungan ke Desa Singura pada 16 September 2025 memperlihatkan geliat usaha tersebut. Ketua BumDes Pinotu, Lasman Kalape, yang turut mendampingi, menyampaikan apresiasi terhadap keberhasilan BumDes Singura mengelola budidaya ayam petelur. Di kantor desa, rombongan disambut langsung Ketua BumDes Singura, Adel, bersama Bendahara, Fadli Ladalle.
Menurut Fadli, usaha budidaya ayam petelur ini memanfaatkan Dana Desa yang dialokasikan untuk ketahanan pangan. Pada tahap awal, pihaknya membeli 512 ekor ayam petelur berusia 16–18 minggu dengan harga Rp85 ribu per ekor. Selain itu, disiapkan pakan sebanyak dua ton sebagai penunjang awal produksi.
“Sekarang ayam sudah mulai bertelur satu per satu. Produksi rata-rata mencapai 54 rak dalam sebulan, dengan harga Rp45 ribu per rak,” jelas Fadli saat ditemui di kediamannya.
Meski produksi mulai berjalan, Fadli mengakui pihaknya masih kesulitan memenuhi kebutuhan pasar, khususnya permintaan dari kios-kios di sekitar Desa Singura. “Permintaan warga cukup tinggi, tapi produksi kami belum maksimal. Jadi belum semua kebutuhan bisa terpenuhi,” tambahnya.
Pemerintah desa berharap usaha ini terus berkembang agar BumDes dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Selain memenuhi kebutuhan telur di masyarakat, ke depan diharapkan BumDes Singura mampu meningkatkan kapasitas produksi, membuka lapangan kerja, serta menambah sumber pendapatan asli desa. (Sukamri Umar)






