LUWU TIMUR,Fakjur — Sejumlah objek wisata di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dipadati ratusan pengunjung selama masa libur panjang Idul Fitri 1446 Hijriah, yang dimulai sejak 1 April 2025. Fenomena ini menjadi rutinitas tahunan, ketika masyarakat memanfaatkan momen lebaran untuk berwisata bersama keluarga.
Antusiasme pengunjung tidak hanya datang dari warga lokal, tetapi juga dari berbagai daerah lain di Sulawesi Selatan. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang menggratiskan seluruh tempat wisata turut mendorong tingginya angka kunjungan wisatawan.
Beberapa destinasi unggulan seperti Air Terjun Uelanti di Kecamatan Mangkutana, Pantai Balo-Balo di Kecamatan Wotu, Pantai Ide dan Molino di Kecamatan Nuha, serta Pantai Ujung Suso dan Pantai Lemo di Kecamatan Burau menjadi magnet utama. Selain itu, Air Terjun Mata Buntu di Kecamatan Wasuponda juga ramai dikunjungi.
Pemerintah daerah merespons tingginya mobilitas wisatawan dengan menyiagakan personel gabungan dari Satpol PP, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Basarnas, serta tim kesehatan di sejumlah titik keramaian. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan, kenyamanan, dan kelancaran kegiatan wisata selama libur lebaran.
Bupati Luwu Timur, H. Irwan Bachri Syam, mengapresiasi kesiapsiagaan para petugas yang bertugas di lapangan. Menurutnya, peningkatan kunjungan wisata ini menjadi sinyal positif bagi kebangkitan sektor pariwisata daerah.
“Alhamdulillah, pasca lebaran ini sektor pariwisata kita mengalami lonjakan signifikan. Ini menunjukkan bahwa Luwu Timur memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata,” ujar Irwan, Sabtu (5/4/2025).
Ia juga menegaskan bahwa pemantauan akan terus dilakukan selama musim liburan berlangsung. Pengunjung diimbau menjaga kebersihan dan menghormati nilai-nilai kearifan lokal di setiap destinasi yang dikunjungi.
“Silakan nikmati keindahan alam Luwu Timur, tetapi mari jaga kebersihan, patuhi aturan, dan bersama-sama kita jaga kenyamanan bersama,” kata Irwan.
Tingginya kunjungan wisatawan tidak hanya berdampak positif terhadap sektor pariwisata, tetapi juga turut menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar, terutama pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menjajakan produk kuliner dan kerajinan lokal. (Kominfo/Kas)