LUWU TIMUR, Fakjur — Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur menggelar pelatihan bagi tenaga sanitarian dalam rangka mendukung pelaksanaan Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Wisma Trans, Malili, selama tiga hari, 10–12 April 2025.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Luwu Timur, dr. Adnan D. Kasim, dan dihadiri Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Nelli Mualim. Turut menjadi narasumber antara lain perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Kasri, SKM., M.Kes., serta perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang dan sejumlah OPD terkait.
Dalam sambutannya, dr. Adnan menjelaskan bahwa EHRA merupakan studi partisipatif yang bertujuan memetakan kondisi fasilitas sanitasi, higienitas, serta perilaku masyarakat di tingkat rumah tangga.
“Data yang diperoleh akan menjadi dasar penting dalam perencanaan dan pengembangan program sanitasi, baik di tingkat kabupaten hingga desa dan kelurahan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pelatihan ini difokuskan untuk meningkatkan kapasitas para supervisor, enumerator, serta petugas entri data agar mampu mengumpulkan data primer secara akurat dan bebas dari bias.
“Informasi ini akan digunakan oleh Pokja sanitasi kabupaten/kota untuk menetapkan area berisiko serta menyusun strategi sanitasi daerah,” kata Adnan.
Selama pelatihan, peserta juga diperkenalkan pada penggunaan aplikasi Kobocollect dan Kobotoolbox untuk mendukung proses pengumpulan, input, dan evaluasi data. Hasil dari studi ini dijadwalkan rampung dalam bentuk Dokumen EHRA pada 30 Mei 2025.
Selain menghasilkan gambaran kondisi sanitasi masyarakat, data EHRA juga diharapkan dapat menjadi landasan advokasi kepada masyarakat mengenai pentingnya layanan sanitasi yang memadai serta menjadi bahan utama penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). (Kominfo/Kas)