Banjir Luapan Sungai Tawakua Rendam Permukiman dan Sawah Siap Panen Warga Angkona

LUWU TIMUR , Fakjur— Luapan Sungai Tawakua kembali membawa duka bagi warga Dusun Tikulembang, Desa Tawakua, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu Timur. Sejak Senin hingga Selasa (20/5/2025), debit air yang terus meningkat merendam sejumlah rumah dan lahan persawahan warga yang sudah siap panen.

Curah hujan tinggi di wilayah hulu sungai diduga menjadi pemicu utama naiknya air hingga meluber ke permukiman dan area pertanian. Kondisi ini tidak hanya menghambat aktivitas warga, namun juga menimbulkan kerugian besar, terutama bagi petani yang tengah bersiap menyambut musim panen.

“Banjir kali ini sungguh membawa kehancuran bagi kami. Rumah dan sawah kami terendam seluruhnya, padahal padi sudah mau dipanen,” ungkap Ibu Yuliana, salah satu warga terdampak, saat diwawancarai media ini, Selasa (20/5/2025).

Dengan suara lirih dan mata berkaca-kaca, ia menuturkan bahwa sebagian besar warga sebenarnya bisa menyelamatkan hasil panen mereka jika tersedia cukup mesin pemotong padi. Namun karena keterbatasan alat, proses panen dilakukan secara manual dan tidak bisa mengimbangi derasnya banjir yang datang.

“Padi kami bisa saja selamat kalau ada cukup mesin panen. Karena tidak ada, kami tidak bisa panen tepat waktu dan semuanya keburu terendam,” ujarnya.

Ibu Yuliana juga merinci nama-nama keluarga yang turut terdampak banjir dan lahan sawah mereka yang ikut terendam. Di antaranya:

Ibu Yuliana – sekitar 0,5 hektare, Marten Kato – sekitar 0,5 hektare, Pak Adrian – sekitar 0,5 hektare, Pak Greis – sekitar 0,25 hektare

Pak Yakobus Baru – sekitar 0,5 hektare, Pak Ringan – sekitar 1 hektare, Pak Aron – sekitar 0,5 hektare dan Ibu Rahel – sekitar 1 hektare

Selain mereka, Ibu Rismawati yang juga tinggal di Dusun Tawakua turut mengalami kerugian. Padi hasil panennya yang disimpan di pematang sawah hanyut terbawa arus air yang datang mendadak.

“Padinya sudah kami panen manual, tapi belum sempat dibawa pulang. Semuanya hanyut. Kami mohon kepedulian dari pemerintah,” kata Rismawati dengan nada sedih.

Warga berharap, pemerintah daerah segera turun tangan memberikan bantuan, baik dalam bentuk logistik darurat maupun dukungan pertanian pascabencana. Mereka juga berharap adanya solusi jangka panjang agar banjir serupa tidak terus terjadi di musim hujan mendatang.

“Kami butuh perhatian serius. Ini bukan pertama kali terjadi, dan setiap kali terjadi kami selalu jadi korban,” tutup Ibu Yuliana. (Kas)