Lutim Luncurkan Gerakan “Genting” dan Pedoman Baru Percepatan Penurunan Stunting 2025

MALILI, fakta-jurnalis.com
Bupati Luwu Timur, H. Irwan Bachri Syam, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Luwu Timur, yang dirangkaikan dengan peluncuran pedoman percepatan penurunan stunting serta sosialisasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Kamis (22/5/2025), di Aula Sasana Praja, Kantor Bupati.

Dalam sambutannya, Bupati Irwan menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pihak dalam menekan angka stunting, terutama di wilayah pelosok. Ia mengajak sektor swasta, masyarakat, dan jajaran pemerintah desa serta kecamatan untuk bersatu dalam gerakan kolektif tersebut.

“Program Genting ini adalah ikhtiar bersama. Saya mengajak semua pihak untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak terdampak stunting. Harapannya, tahun 2025 angka stunting bisa kita tekan secara signifikan,” kata Irwan.

Ia juga mengumumkan dimulainya implementasi Program Seribu Kehidupan melalui anggaran perubahan tahun ini. Program ini akan menyasar ibu hamil dan memberikan dukungan gizi dan nutrisi sejak masa kehamilan hingga satu tahun pasca persalinan.

“Penanganan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua. Jika semua bergerak, kita bisa melampaui target,” tegasnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan, Shodiqin, turut hadir dan menjelaskan strategi nasional penanganan stunting berbasis siklus hidup.

“Kualitas SDM ditentukan dari awal kehidupan. Karena itu, kita intervensi sejak remaja, calon pengantin, hingga balita dan lansia. Semua harus mendapat perhatian sesuai fasenya,” jelasnya.

Shodiqin juga memperkenalkan sejumlah program unggulan seperti Tamasya (Taman Asuh Anak), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), Si Daya Rahasia, dan Super F, aplikasi digital untuk konsultasi keluarga dan perawatan balita.

Sementara itu, Kepala Dinas P2KB Lutim, Nursih Hairani, dalam laporannya menyebutkan bahwa rapat koordinasi ini bertujuan membangun sinergi lintas sektor.

“Ada dua isu besar yang kita hadapi: kependudukan dan bonus demografi. Mayoritas penduduk kita saat ini usia produktif, namun ke depan kita akan menghadapi peningkatan populasi lansia. Ini harus kita kelola sebagai peluang,” ungkap Nursih.

Rangkaian acara ditutup dengan penandatanganan komitmen Gerakan Genting, peluncuran pedoman dan diseminasi percepatan penurunan stunting 2025, serta penyerahan simbolis pedoman kepada perwakilan peserta.

Sebagai penutup, narasumber dari Yayasan Jenewa Madani Indonesia, Andi Irfanji, SKM, M.Kes, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk membangun SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045. (Kominfo/Kas)