ANGKONA, FAKJUR — Program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita dan ibu hamil di Kabupaten Luwu Timur menuai keluhan. Sejumlah warga mengaku menerima makanan yang tidak layak konsumsi pada hari pertama pembagian, Jumat (8/8/2025).
Keluhan tersebut muncul dari warga di beberapa desa, termasuk Desa Maleku di Kecamatan Mangkutana, serta Desa Tawakua, Desa Taripa, dan Desa Tampinna di Kecamatan Angkona. Mereka melaporkan makanan yang dibagikan sudah basi, bahkan di Desa Tampinna, makanan tambahan yang diterima tidak disertai air minum dan sendok.
Program ini merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk meningkatkan status gizi, mencegah kekurangan gizi, mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal, serta memperkuat daya tahan tubuh anak balita dan ibu hamil. Makanan tambahan diberikan untuk melengkapi kebutuhan energi, protein, vitamin, dan mineral yang mungkin belum tercukupi dari makanan utama.
Ketua Tim Provinsi, Samsuddin, yang melakukan pemantauan pembagian PMT di Desa Tampinna, mengakui adanya masalah dalam distribusi. Menurut dia, penyedia makanan memasak sejak pukul 22.00 Wita sehari sebelumnya, sementara jarak pengiriman cukup jauh. Kondisi itu membuat sebagian makanan tidak lagi segar saat tiba di lokasi.
“Ini akan kami evaluasi. Lebih baik jika program ini melibatkan dapur gizi di masing-masing desa agar makanan bisa diolah dan didistribusikan lebih cepat,” ujar Samsuddin.
Ia menambahkan, perbaikan tata kelola dan kerja sama antara pemerintah desa, kader posyandu, dan PKK sangat penting agar tujuan program tercapai. “Kita ingin asupan gizi balita dan ibu hamil benar-benar terpenuhi, bukan sebaliknya menimbulkan keluhan,” katanya. (Kas)