Pemdes Argomulyo Gelar Rembuk Stunting, Tegaskan Komitmen Pencegahan Dini

KALAENA, FAKJUR- Pemerintah Desa Argomulyo, Kecamatan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur, menggelar kegiatan Rembuk Stunting sebagai bagian dari upaya mencegah dan menurunkan angka stunting di wilayahnya. Kegiatan berlangsung di Aula Kantor Desa Argomulyo, Rabu (30/7/2025).

Kegiatan ini dihadiri Camat Kalaena Marzuki, S.Pd, Kepala Desa Argomulyo Widayanto, Ketua BPD Widodo Agung P., Kepala Puskesmas dr. Hidayat, Pendamping Desa Pangestu Sepiwelas, kepala dusun, serta tokoh masyarakat setempat.

Dalam sambutannya, Camat Marzuki menyampaikan pentingnya sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat dalam menanggulangi stunting. Menurutnya, penanganan stunting merupakan instruksi langsung dari pemerintah pusat yang menuntut keterlibatan aktif semua pihak.

“Langkah awal adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang apa itu stunting. Ini penting agar masyarakat sadar dan bisa turut serta dalam pencegahan. Rembuk stunting ini juga menjadi forum untuk menetapkan rencana kegiatan sebelum penyusunan RKPDes tahun anggaran 2026,” ujar Marzuki.

Sementara itu, Kepala Desa Argomulyo, Widayanto, menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak dini. Ia menyebut salah satu faktor pemicu stunting adalah pernikahan usia dini.

“Kita sebagai orang tua memiliki peran besar dalam mengawasi pergaulan anak-anak agar tidak terjerumus dalam pernikahan di bawah umur. Ini adalah bentuk pencegahan dari hulu,” jelas Widayanto.

Senada dengan itu, Kepala Puskesmas Kalaena, dr. Hidayat, menegaskan bahwa upaya pencegahan stunting tidak bisa dilakukan secara parsial. Menurutnya, dibutuhkan dukungan anggaran dari desa serta kerja sama dengan BPD.

“Penyebab stunting bukan hanya pola makan tidak bergizi, tetapi juga dipengaruhi kondisi lingkungan. Karena itu, pemerintah desa bisa mengalokasikan anggaran melalui Dana Desa untuk mendukung program gizi dan kesehatan. Ini sesuai arahan pemerintah pusat,” kata dr. Hidayat.

Kegiatan Rembuk Stunting Desa Argomulyo diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam merumuskan kebijakan dan program konkret untuk mencegah stunting di masa mendatang, sekaligus memperkuat komitmen bersama antara pemerintah desa dan masyarakat. (Kas)