Ujian Sekolah di SMPN 1 Tomoni Timur Berjalan Lancar, Kepala Sekolah Tegaskan Tak Ada Kelulusan Massal

Tomoni Timur, Fakjur-Pelaksanaan Ujian Sekolah (US) tahun ajaran 2024/2025 di SMP Negeri 1 Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, berlangsung lancar dan tertib. Berdasarkan pantauan Republika pada Selasa (06/05), suasana ujian di sekolah tersebut terpantau kondusif dengan para siswa tampak fokus mengerjakan soal.

Kepala SMPN 1 Tomoni Timur, Drs. Aris Ruruk, saat ditemui di ruang kerjanya menjelaskan bahwa jumlah peserta ujian tahun ini sebanyak 149 siswa. Setiap siswa akan mengikuti ujian untuk 10 mata pelajaran yang menjadi bagian dari standar nasional pendidikan. “Soal-soalnya sama dengan seluruh sekolah di Indonesia,” ujarnya.

Aris menekankan, meskipun sistem ujian kini tidak lagi menggunakan Ujian Nasional (UN), namun tuntutan mutu pendidikan tetap tinggi. Ia membantah anggapan bahwa semua siswa otomatis lulus hanya karena telah mengikuti ujian.

“Ujian sekolah saat ini justru lebih berat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penilaian tidak hanya berdasarkan hasil ujian akhir semata, tetapi juga meliputi keseluruhan aspek selama satu tahun terakhir, termasuk keaktifan, sikap, dan prestasi selama masa pembelajaran,” kata Aris.

Ia menegaskan, meski ujian dilaksanakan selama lima hari, dari tanggal 5 hingga 9 Mei 2025, hal itu tidak menjamin kelulusan secara instan. “Kalau otak kosong, ya pasti tidak lulus. Kami menjaga nama baik almamater dan reputasi sekolah,” ujarnya tegas.

Menurut Aris, pihaknya tidak memiliki kebijakan untuk memuluskan siswa yang tidak memenuhi standar kelulusan. Ia menyadari bahwa lulusan SMPN 1 Tomoni Timur akan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA dan berinteraksi dengan lingkungan pendidikan yang lebih luas. “Jangan sampai guru SMA kecewa karena kami memberikan ijazah kepada siswa yang belum siap.”

SMPN 1 Tomoni Timur sendiri telah banyak melahirkan alumni yang sukses menempuh pendidikan hingga jenjang doktor, menjadi dosen di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja, serta ada yang bertugas sebagai polisi di Polres Malili dan bekerja di bagian SIM.

“Kami ingin lulusan kami benar-benar berkualitas. Lulus ya lulus, tidak ada istilah lulus administratif,” tutup Aris dengan nada tegas. (Kas)