LUWU TIMUR, Fakjur – Ibu Amel, seorang warga Desa Bahari, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, sukses mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berbasis olahan ikan. Usaha yang diberi nama Frosen Hafizah ini memproduksi abon ikan bandeng tanpa tulang sejak 2024. UKM ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana kreativitas masyarakat dapat menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, sekaligus berkontribusi pada perekonomian lokal.
Kepala Desa Bahari, Baso Panggerang , mengapresiasi inisiatif Ibu Amel. Dalam wawancara di kediamannya pada Rabu (7/5/2025), ia menyampaikan, “Kami bangga dengan kreativitas Ibu Amel yang mengolah ikan bandeng menjadi abon tanpa tulang. Produk ini sudah memiliki izin usaha dari Dinas Koperindag dan label dari Dinas Perizinan.” Baso juga mengungkapkan bahwa Desa Bahari, sebagai salah satu dari 14 desa binaan Kejaksaan Luwu Timur, rutin mempromosikan produk lokal ini di berbagai pameran, termasuk pasar murah yang digelar Kejaksaan. “Kami memberikan bantuan berupa alat, bukan uang, agar tidak disalahgunakan, dengan tujuan meningkatkan produksi dan kualitas produk,” tambahnya.
Ibu Amel, yang ditemui di tempat usahanya, menyampaikan rasa syukur atas dukungan dari Pemerintah Desa Bahari dan Kejaksaan Malili. “Alhamdulillah, sejak 2024 usaha ini mendapat bantuan alat dan pembinaan. Produk abon ikan bandeng tanpa tulang sudah dikenal luas, bahkan sampai ke Kabupaten Wajo, Makassar, hingga Morowali di Sulawesi Tengah,” ungkapnya. Ia juga menyebutkan bahwa produknya kerap dipasarkan di kantor-kantor pemerintahan dan pasar murah desa binaan Kejaksaan. Harga jualnya bervariasi, mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 35.000 per ekor, dan aman dikonsumsi anak-anak, terutama saat digoreng hingga krispi.
Meski demikian, Ibu Amel menghadapi sejumlah kendala dalam mengembangkan usahanya. “Kami masih kekurangan karyawan dan SDM yang memadai. Selain itu, kami membutuhkan alat vakum untuk kemasan agar produk lebih tahan lama,” ujarnya. Namun, ia bersyukur karena stok abon ikan produksinya selalu habis terjual. Strategi awalnya dengan membagikan produk secara gratis terbukti efektif untuk memperkenalkan olahan ikan bandeng ini ke masyarakat luas, sebelum akhirnya mulai dijual dengan harga yang terjangkau.
Kisah Ibu Amel menjadi inspirasi bagi pelaku UKM lainnya di Luwu Timur. Dukungan dari pemerintah desa dan Kejaksaan, serta peran Dinas Koperasi dan UKM, diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan usaha lokal. Dengan semangat kewirausahaan dan kreativitas, produk olahan ikan bandeng tanpa tulang ini berpotensi menjadi salah satu ikon kuliner dari Desa Bahari yang mendukung perekonomian masyarakat. (Red/Kas)