LUWU TIMUR,FAKJUR — Usaha Kecil dan Menengah (UKM) milik Yupitaliku, warga Dusun Ujung Batu Satu, Desa Watangpanua, Kecamatan Angkona, terus bertahan sejak mulai dirintis pada tahun 2021. Hingga kini, usaha pengolahan beras jagung poles itu tetap berproduksi dan memasok kebutuhan pakan ternak di sejumlah wilayah.
Ditemui di sela aktivitasnya, Yupitaliku menceritakan bahwa sejak awal berdiri usaha tersebut melayani pasar di Toraja. Namun kini jangkauan pemasaran meluas hingga beberapa daerah di Kabupaten Luwu Timur, seperti Wondula di Kecamatan Towuti dan Desa Kerto di Kecamatan Tomoni Timur.

“Syukur, setiap minggu selalu ada pesanan beras jagung sekaligus dedak halusnya. Sekali angkut biasanya lebih dari satu ton,” ujarnya. Untuk pembelian dalam jumlah besar, harga beras jagung dipatok Rp9.000 per kilogram. Satu karung berisi 50 kilogram dibanderol Rp450.000. Jika membeli eceran, harga per kilogramnya Rp10.000. Adapun dedak halus dijual Rp7.000 per kilogram atau Rp350.000 per karung berisi 50 kilogram. “Sering kali stok tidak cukup karena permintaan cukup tinggi,” tambahnya.
Yupitaliku mengelola pabrik kecil itu bersama putra laki-lakinya. Mereka mengoperasikan dua unit mesin: satu untuk memecah jagung dan satu lagi untuk memolesnya menjadi beras jagung yang lebih halus. Produk beras jagung ini umumnya digunakan untuk pakan ayam, sementara dedak halus banyak dibeli untuk ternak babi dan kerbau.
Meski permintaan stabil, Yupitaliku mengakui ada kendala pada pasokan bahan baku. “Petani jagung sekarang makin berkurang karena banyak yang beralih menanam sawit. Semoga lewat pemberitaan ini ada pasar baru atau pemasok lain yang bisa bekerja sama,” harapnya. (Kas)






