TOMTIM,FAKJUR-Setelah dua hari penuh berkegiatan di alam terbuka, Levasa Camp 2025 akhirnya resmi ditutup, Minggu (20/7). Kegiatan Latihan Evaluasi Antar Sangga (Levasa) yang digelar di Lapangan Batara Guru, Desa Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur ini ditutup langsung oleh Camat Tomoni Timur, Yulius, yang juga merupakan Majelis Pembimbing Ranting (Mabiran) Gerakan Pramuka Tomoni Timur.
Kegiatan ini menjadi tonggak awal pelaksanaan Levasa Camp Angkatan Pertama di tahun 2025, sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan pembentukan karakter bagi para anggota Pramuka tingkat penggalang dan penegak dari wilayah Mangkutana Raya.
“Sebagai pimpinan wilayah dan Mabiran, saya menyampaikan terima kasih kepada panitia, pembina, dan adik-adik peserta yang sudah mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat,” kata Yulius dalam sambutannya.
Ia berharap, dua hari satu malam yang dihabiskan di bumi perkemahan bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, melainkan menjadi momen belajar, berlatih, dan memperkuat mental serta keterampilan peserta.
“Saya harap kegiatan ini bisa menjadi bekal kalian untuk masa depan. Jadilah Pramuka yang peduli terhadap lingkungan, bisa bertutur, bertindak, dan berpikir dengan sikap positif,” pesannya.

Camat Tomoni Timur juga mengapresiasi para peserta yang telah menjaga ketertiban dan keamanan selama kegiatan berlangsung. Tidak ada insiden berarti tercatat, dan seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar hingga selesai.
Ketua Kwartir Ranting (Kwaran) Tomoni, I Wayan Astawa, yang turut hadir dalam upacara penutupan juga memberikan apresiasi kepada peserta dan panitia. Ia mengakui pelaksanaan Levasa Camp perdana ini tidak lepas dari kekurangan, namun semangat dan antusiasme peserta menjadi energi tersendiri bagi gerakan Pramuka di Tomoni Timur.
“Terima kasih atas partisipasi kalian semua. Jika selama kegiatan ada hal-hal yang kurang berkenan, kami mohon maaf. Sampai jumpa di Levasa Camp berikutnya,” ujar I Wayan.
Levasa Camp 2025 menjadi ajang pembuktian bahwa semangat kepramukaan di Tomoni Timur masih sangat kuat. Lewat kegiatan ini, peserta tidak hanya dilatih fisik dan mental, tetapi juga diberi ruang untuk menjalin persaudaraan lintas sekolah dan wilayah. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan. (Kas)






